Heeeiii para surfer ! Udeh pada nungguin postingan saya :D Oke baiklah, maaf sebelumnya ini sangat telat. soalnya baru sempat sekarang ngepost lagi setelah sekian lama berkutat dengan berbagai alasan, halangan dan rintangan (cieeeleeaaah)
Rasanya pengen berbagi cerita , soalnya dak ada kerjaan juga
di kostan. :D Hehehe
Kita mulai darimana ya kawan-kawan,
hemmmbbbbb.. mending kita cerita soal the first experience at Semarang. Yang
terbayang pertama kali soal semarang adalah the “javanesse country”. Yeah,
kotanya wong jowo, yang dimana-mana orangnya pasti bicara bahasa jawa (namanya
juga ibu kota Jawa Tengah). Ribet juga yah, secara saya orang Kalimantan
berdarah campuran dayak-melayu gimana bisa berbicara bahasa jawa, lingkungannya
aja melayu semua. Jadi sebenarnya mau
cari kamus bahasa jawa di toko buku, tapi keknya bakalan sulit :D. Jadi ya do
the best by yourself sajalah. Bayangkan seberapa akan melelahkannya kunjungan
ini, betapa tidak. Anda datang ke sebuah kota besar tanpa adanya memiliki
keluarga satu orangpun (boro-boro keluarga, kenalan aja dak punya toh :D) dan
saat sampai juga masih belum tau tujuannya mau kemana (karena kunjungan pertama
ini adalah untuk mencari kostan, otomatis namanya juga “nyari” ya belum tau
dong keberadaannya dimana). Jadi ya dengan keteguhan hati dan iman saya kuatkan
diri berangkat ke kota Semarang, bukankah dalam al-qur’an telah dijelaskan
bahwa kita sebagai manusia adalah pribadi yang hebat sampai-sampai para malikat
saja disuruh untuk bersujud kepada nenek moyang kita para manusia yaitu Adam AS,
yaitu:
Dan ingatlah ketika Kami
Berfirman kepada para malaikat,“Sujudlah kamu kepada Adam”,maka sujudlah mereka
kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (QS; Al-baqarah 2:34)
Keliatan jelas bukan kita sebagai manusia harus percaya diri
dak boleh minder. Berdasarkan firman Allah SWT yang diatas aja udah keliatan
jelas, tapi kalau ada pertanyaan. “Iyasih emang malaikat sujud sama Adam, tapi
toh iblisnye kagak, berarti kita kalah saing dong sama iblis ?”. Jawabannya adalah bahwa iblis nya aja yang
takabur dak mau ngikutin apa perintah allah, secara gitu loh, iblis kan dari
api, kita manusia dari tanah. Pernahkan liat orang madamin api dengan cara di
timbun pakek tanah ? berarti kita ama si iblis gimanapun tetap unggulan kita.
Berdasarkan itulah saya yakin bahwa saya bisa survive di
Semarang ini, dan Alhamdulillah saya juga ditemenin (dianterin lebih tepatnya)
sama abang yang juga pernah sekali bawa turis ke Semarang ini. Abang saya
memang waktu masih muda dulu kerjaannya tour guide gitu dah. Kita berdua
berangkat dari Jakarta dengan jasa mobil travel, berangkat jam 7an sampe di
semarang jam 8an (sejam doang ? kagak boss :D itu dari jam 7 malam sampe jam 8
pagi). Singkat kata singkat cerita, setelah mengalami perjalanan penuh emosi,
menguras tenaga, melelahkan, membuat punggung sakit, sampai-sampai sahurnya
makan kurma doang, akhirnya “WELLCOME SEMARANG”.